Jumat, 23 Desember 2011

Indonesia Mengajar Dapat Dukungan Audit

M LATIEF Program Indonesia Mengajar "menantang" para sarjana untuk mengabdirinya sebagai guru di kawasan-kawasan pedalaman atau tertinggal Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS.com — Peningkatan standar kualitas kinerja program Indonesia Mengajar mendapat dukungan dari firma konsultan profesional Pricewaterhouse Coopers (PwC) Indonesia.
Dengan dukungan ini, salah satu firma terkemuka dunia tersebut akan membantu meningkatkan standar kualitas kinerja Indonesia Mengajar, khususnya dalam hal audit keuangan.
Penandatanganan nota kesepahaman antara PwC Indonesia dan Indonesia Mengajar dilakukan di Jakarta, Rabu (21/12/2011).
Hadir pada penandatanganan tersebut partner PwC Indonesia Yusron Fauzan dan Dwi Wahyu Daryoto, Ketua Yayasan  Indonesia Mengajar Anies Baswedan, serta Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar Hikmat Hardono.
Yusron mengatakan, PwC Indonesia berkomitmen membantu Indonesia Mengajar untuk meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas, dan standar pelaporan akutansi.
Anies menyebutkan, sejak berdiri tahun 2010, program Indonesia Mengajar telah menjangkau 18.0000 siswa di 117 desa di 14 kabupaten dari 14 provinsi.

Kartun dalam Pembelajaran Untuk Pengajaran

Kartun Dalam Pembelajaran Untuk Pengajaran

    Secara definisi kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat.





      Ada beberapa kualitas tertentu dari kartun-kartun yang efektif, pengetahuan mengenai kualitas ini sangat membantu dalam memilih kartun-kartun untuk tujuan pengajaran, seperti berikut :
Pemakaianya sesuai dengan tingkat pengalamanya
    Pertimbangan pertama adalah arti kartun hendaknya dapat dimengerti oleh para siswa.misalnya kartun mengenai perang dingin, akan kecil artinya bagi murid kelas tertentu yang belum mempelajari judul tersebut.
Kesederhanaan
   Memperkirakan arti kartun dapat dimengerti, berarti ada beberapa perwatakan fisik yang diinginkan dair kartun-kartun yang baik, secara umum dapat dikatakan bahwa kartun-kartun yang baik hanya berisi hal yang penting-penting saja.
Lambang yang jelas
Kejelasan dari pengertian-pengertian simbolis. misalnya paman sam merupakan lambang kartun standar yang dimengeri dengan baik olah masyarakat pembaca surat kabar umumnya, si kabayan dan liplop tokoh kartun anak-anak yang jenaka. jadi dalam memilih kartun-kartun dengan lambang-lambangnya dan tidak terlalu sukar dipahami oleh para siswa.

Penggunaan Kartun dalam Pembelajaran
Untuk Motivasi
  Sesuai dengan wataknya kartun yang efektif akan menarik perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa.
Sebagai Ilustrasi
    Misalnya Guru melaporkan hasil efektif dari penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan konsep ilmiah pengajaran sains. Sebagian dipakai untuk mengemukakan beberapa pertanyaan tentang ada tidaknya situasi ilmiah yang dapat digambarkan dalam kartun. Sebagian lagi menggambarkan kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan isi yang terkandung dalam kartun. Namun demikian guru perlu selektif dalam memilih kartun untuk menjaga reaksi lelucon yang murni di antara siswa dan tidak kehilangan perhatian kepada bagian-bagian yang terinci yang tidak ada hubunganya dengan maksud kartun tersebut..
Untuk Kegiatan Siswa
    Jenis lain dari kartun yang dipergunakan adalah kreasi kartun-kartun yang dibuat siswa sendiri. Misal siswa membuat kartun untuk menumbuhkan kesadaran kebersihan sekolah,

Sumber :
Media Pengajaran
DR. Nana Sudjana dan DRS. Ahmad Rivai
Sinar Baru Algensindo 
Bandung (2001)

DEKLARASI TEACHER EDUCATION SUMMIT

DEKLARASI TEACHER EDUCATION SUMMIT

Memperhatikan isu-isu dan pandangan yang berkembang dan dibahas dalam Teacher Education Summit yang diselenggarakan pada tanggal 14-16 Desember 2011, kami seluruh peserta memandang bahwa pendidikan nasional yang bermutu merupakan keniscayaan untuk menghasilkan manusia Indonesia seutuhnya yang  diperlukan untuk membangun masyarakat dan bangsa Indonesia yang cerdas, sejahtera, dan bermartabat. Seratus tahun Indonesia Merdeka menjadi momentum yang amat tepat untuk menunjukkan kebangkitan bangsa Indonesia yang bermartabat dalam tataran pergaulan global. Upaya mewujudkan cita-cita tersebut sangat bergantung kepada ketersediaan guru yang bermutu dan profesional yang mampu menjamin perwujudan sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa, cerdas, dan berkarakter. Mengingat hal tersebut, maka kami menyatakan dan merekomendasikan kepada seluruh pihak yang terkait hal-hal berikut ini:
  1. Perlu standardisasi lembaga dan pengelolaan pendidikan tenaga kependidikan yang didukung oleh ketenagaan, sarana dan prasarana, teaching school, serta pembiayaan yang memadai.
  2. Perlu penataan dan pengembangan sistem rekrutmen dan seleksi mahasiswa calon guru yang menjamin perolehan calon-calon yang benar-benar potensial menjadi guru bermutu, profesional, dan berkarakter.
  3. Perlu diselenggarakan model pendidikan calon guru berasrama yang berikatan dinas untuk mengokohkan pembangunan jati diri dan karakter keguruan.
  4. Perlu penataan ulang program dan kurikulum pendidikan guru sehingga pendidikan akademik dan pendidikan profesi benar-benar merupakan satu keutuhan untuk membentuk guru yang bermutu, profesional, dan berkarakter.
  5. Perlu standardisasi mutu penyelenggaraan pendidikan guru yang ditandai dengan adanya kultur akademik yang memberdayakan.
  6. Perlu dikembangkan model penentuan beban kerja guru yang lebih proporsional sehingga memungkinkan para guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri secara profesional.
  7. Perlu penataan manajemen ketenagaan guru yang dikendalikan secara nasional.
  8. Perlu dibentuk Dewan Guru Nasional yang berfungsi sebagai pengawal mutu guru dan pendidikannya.
Untuk benar-benar mewujudkan butir-butir di atas, maka kami merekomendasikan diambilnya tindakan-tindakan afirmatif (affirmative actions) yang disertai dengan penataan ulang secara menyeluruh peraturan perundangan  yang terkait dengan pendidikan, pendidikan guru, dan pengelolaan ketenagaan guru dan pendidik.
Jakarta, 15 Desember 2011
Kami, peserta, Teacher Education Summit
  1. Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Indonesia (ALPTKI).
  2. Forum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Forum FKIP).
  3. Perwakilan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Swasta.
  4. Tim Pengembang Pendidikan Profesi Guru (PPG), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  5. Perwakilan Decentralised-Basic Education (DBE)-USAID, Hybrid Learning for Indonesian Teachers (HYLITE).
  6. Perwakilan Tokoh dan Pakar Pendidikan  Indonesia.
Unduh:

Keren... Ada Taman Bacaan di Terminal Tegal

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL - Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Terminal Induk Tegal. Langkah ini sebagai salah satu upaya meningkatkan gerakan gemar membaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat.
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ella Yulaelawati, mengatakan TBM yang diberi nama Sakila Kerti itu merupakan TBM yang terbilang luar biasa. Karena, TBM Sakila Kerti adalah TBM pertama di Indonesia yang lokasinya di terminal.
"TBM di ruang publik merupakan bagian dari gerakan memasyarakatkan membaca dan membacakan masyarakat. Untuk TBM di terminal, itu hanya ada di Kota Tegal,'' katanya. ''Sedangkan, TBM di ruang publik lainnya di Jawa Tengah berada di Stasiun Kroya, Kabupaten Cilacap.''
Keberadaan TBM di ruang terbuka diharapkan mampu mendorong masyarakat lebih gemar membaca. Selain itu, masyarakat juga dapat memperoleh pengetahuan. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah TBM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia tercatat 5.750 unit.

Pendidikan Kelautan dan Perikanan Diperkuat

SIDOARJO, KOMPAS.com - Indonesia yang memiliki potensi bahari, memerlukan banyak sumber daya manusia yang mampu mengembangkan industri kelautan dan perikanan. Untuk itu, penguatan pendidikan menengah dan tinggi di bidang kelautan dan perikanan, mulai serius dilakukan.
Sjarief Widjadja, Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, di sela-sela kunjungan ke Akademi Perikanan Sidoarjo, Jawa Timur Rabu (21/12/2011), mengatakan, kebutuhan pekerja dan wirausaha di industri kelautan dan perikanan cukup besar.
Namun pendidikan yang ada, belum menyediakan sumber daya manusia yang sesuai kebutuhan industri kelautan dan perikanan.
"Perhatian untuk pendidikan di bidang kelautan dan perikanan ini perlu terus dilakukan. Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah membuat nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk bisa mendukung kurikulum di SMK bidang kelautan dan perikanan," kata Sjarief.
Saat ini, ada 167 SMK Perikanan dan kelautan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan ada sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah, tiga Akademi Perikanan di Sidoarjo, Sorong, dan Bitung, serta satu Sekolah Tinggi Perikanan di Jakarta.
Menurut Sjarief, penguatan pendidikan juga difokuskan di kalangan anak-anak pelaku usaha kelautan dan perikanan, seperti nelayan yang umumnya miskin.
Sedikitnya 40 persen dari kapasitas siswa atau mahasiswa di sekolah dan perguruan tinggi milik Kementerian Kelautan dan Perikanan, disediakan secara gratis bagi anak-anak nelayan.
Direktur Akademi Perikanan Sidoarjo, Endang Suhaedy, mengatakan, permintaan tenaga kerja di bidang pengolahan dan budidaya perikanan dari perusahaan-perusahaan sebenarnya cukup tinggi. Namun, sekolah yang fokus di keahlian budidaya dan pengolahanan perikanan ini hanya bisa meluluskan sekitar 100 orang.
Menurut Endang, di kampus ini sudah berhasil dikembangkan lebih dari 40 produk olahan ikan, rumput laut, dan mangrove.
Pada kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo di Akademi Perikanan Sidoarjo, Rabu ini, diresmikan pengiriman bandenmg tanpa duri (batari) yang hak patennya dimiliki akademi ini ke pusat perbelanjaan Carrefour di Jabodetabek.
Menurut Sjarief, penguatan pendidikan menengah dan tinggi bidang kelautan dan perikanan, diarahkan juga untuk menciptakan wirausahawan muda. Selain itu, pengembangan bioteknologi kelautan juga harus segera dilakukan.
Pendidikan tinggi kelautan dan perikanan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri bakal bertambah dalam waktu dekat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan memulai pembangunan Institut Kelautan dan Perikanan di Karawang, Jawa Barat, serta kampus di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang fokus pada pengembangan bioteknologi kelautan.